Sunday 30 September 2012

Pendidikan di Tanah Air Ku, Indonesia

Posted by Unknown at 07:14

        



                Setiap tanggal 2 Mei, Indonesia memperingati hari Pendidikan Nasional. Jika kita kembali menoleh ke belakang, melihat kembali kenapa tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai hari Pendidikan Nasional bagi Indonesia, tentunya kita dapat lebih memaknai arti dari Pendidikan Nasional itu sendiri.
               Pada tanggal 2 Mei tahun 1889, lahirlah seorang tokoh pendidikan Indonesia. Ia adalah Ki Hadjar Dewantara.  Beliau sangat berjasa dalam bidang pendidikan di Indonesia. Beliau adalah pendiri sekolah Taman Siswa pertama di Indonesia.
         Jika dilihat dari tahun ke tahun, pendidikan di Indonesia terus berkembang, meskipun terkadang peningkatannya tidak terlalu signifikan.
         Jika dibandingkan dengan negara-negara lain, Indonesia tidak jauh tertinggal pendidikannya. Banyak sekolah di Indonesia yang sudah berakreditasi A dan pada saat ini tidak sedikit sekolah di Indonesia yang sudah bertaraf Internasional serta sudah mendapatkan sertifikat ISO. Hal inilah yang membuktikan bahwa pendidikan di beberapa daerah di Indonesia terus berkembang tiap tahunnya.
          Ada satu kontroversial besar  dalam bidang pendidikan di Indonesia. Ada yang pro dan ada juga kontra. Yaitu mengenai Ujian Nasional yang diadakan di Indonesia.
         Ujian ini dirasa tidak adil oleh sebagian daerah di Indonesia. Mengapa demikian? Coba kita perhatikan, Indonesia adalah negara kepulauan. Negara yang terdiri dari beribu – ribu pulau. Masyarakat pun hidup tersebar, dari Sabang sampai Merauke. Perlu diketahui, bahwa di Indonesia masih banyak ditemukan daerah pedalaman. Tentu saja, pendidikan di daerah pedalaman tidak sebanding dengan daerah perkotaan. Lalu bagaimana bisa UN tetap dilaksanakan, dengan soal yang sama se-Indonesia, sedangkan tingkat pendidikannya berbeda? Banyak respon yang diberikan terhadap ketidak sesuaian ini. Berbagai pro dan kontra bermunculan.
          Miris rasanya ketika kita melihat kenyataan yang ada pada saat pengumuman kelulusan, banyak pelajar di daerah pedalaman yang tidak lulus UN dikarenakan tingkat pendidikan di daerah itu sendiri tidak sebanding dengan daerah pusat dan daerah perkotaan lainnya.
         Perjuangan dan pengorbanan pelajar selama kurang lebih 3 tahun hanya di tentukan oleh 5 hari tersebut. Atmosfer penuh syukur terasa jika mereka dinyatakan lulus. Lalu bagaimana respon pelajar yang tidak lulus? Tidak sedikit respon negatif yang diberikan. Ada yang mengamuk hingga membakar sekolah, menghancurkan fasilitas sekolah, bahkan ada juga yang menzalimi diri sendiri dengan cara bunuh diri. Benar-benar hal yang tidak diinginkan.
        Tidak hanya itu, selain kurangnya tenaga pendidik , masalah lain yang tidak kalah penting untuk dipecahkan yaitu fasilitas belajar mengajar  di berbagai daerah pedalaman di Indonesia yang kurang layak. Sulit dipercaya jika situasi ini dapat menunjang proses belajar mengajar yang nyaman di daerah tersebut.
            Pada kenyataannya, berbagai usaha telah diupayakan oleh pemerintah. Pemerintah telah mencairkan dana dan menyalurkan ke berbagai daerah di Indonesia dalam bentuk beasiswa dan bantuan untuk perbaikan sekolah. Namun, tidak jarang dana yang disalurkan tidak sepadan kebutuhan yang memuncak, terlebih dana yang akan digunakan untuk perbaikan sekolah. Hal ini menyebabkan renovasi sekolah yang dilakukan tidak berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan.
          Dapat disimpulkan bahwa masalah utama dalam pendidikan di Indonesia yaitu tidak meratanya tingkat pendidikan di Indonesia yang disebabkan oleh rendahnya tingkat kelayakkan fasilitas belajar mengajar dan tenaga pengajar yang kurang pada daerah pedalaman yang akhirnya menyebabkan tingkat kelulusan UN di daerah pedalaman tidak sebanding dengan daerah perkotaan yang serba canggih.
         Untuk menanggulangi permasalahan ini, di harapkan pemerintah dapat menyalurkan dana yang lebih memadai agar kebutuhan akan fasilitas belajar mengajar di daerah pedalaman dapat tercukupi.  Selain itu, dalam pembuatan soal UN, hendaknya pemerintah meninjau terlebih dahulu sudah sejauh mana perkembangan pendidikan di daerah pedalaman agar tingkat kesulitan soal UN nantinya dapat disetarakan, sehingga ketidakadilan dapat terelakkan dan pendidikan di Indonesia dapat mencapai kesuksesan secara keseluruhan.






0 comments:

Post a Comment

 

Spreading Love Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos